Polda Metro Jaya telah mengantisipasi sejumlah potensi kerawanan yang mungkin timbul pada pelantikan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, Senin (15/10) mendatang.
Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto ada beberapa faktor potensi kerawanan yang dapat timbul. Pertama, adanya upaya adu domba dengan menyebarkan ajakan via pesan singkat untuk menyatroni rumah Basuki. Kedua, rencana konvoi pendukung Jokowi-Basuki.
Ketiga, belum adanya pernyataan resmi dari pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli tentang jadi atau tidaknya mereka menggugat hasil pilkada. Keempat, belum adanya sikap resmi dari ormas kedaerahan dan ormas keagamaan untuk menerima Jokowi-Basuki.
Polda Metro Jaya sendiri untuk pelantikan Jokowi-Ahok ini telah menyiapkan 2.004 tenaga pengamanan yang terdiri dari 1.134 personel Polda Metro Jaya, 300 dari Polres Jakarta Selatan dan 570 dari pemerintah Provinsi Jakarta. "Personel keamanan ini akan difokuskan untuk menjaga DPRD DKI Jakarta dan Gedung Balai Kota," papar Rikwanto.
Merupakan tanggung jawab kita bersama untuk terus mengawal perubahan pada Ibukota Jakarta menjadi lebih baik dalam perubahan yang besar. Pelantikan Jokowi-Ahok adalah gerbang pertama perubahan pada Jakarta.
Jika acara tersebut mengalami hal yang tidak diinginkan, maka dapat dipastikan kondisi Negara akan terganggu akibat gangguan dari segelintir oknum yang mungkin saja ingin memperkeruh suasana. Kita diajak untuk pintar membaca situasi dan tidak terbawa oleh anasir yang tidak baik.
Sumber : kompas.com - niel